Selasa, 17 Oktober 2017

PROFIL UKM Bahasa Arab AL MUJADDID


 
        Al-Mujaddid merupakan sebuah UKM yang perjalanannya telah mengalami berbagai dinamika. Jika dilihat dari periodesasi sejarah maka akan terbagi menjadi tiga fase. Fase pertama adalah fase awal. Dimana sebelum tahun 2003 sebuah UKM di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang bergerak dalam bidang bahasa arab, yang bernama Al-Khamra yang berarti "merah".
        Beberapa periode setelahnya, masuklah di fase kebangkitan. Yakni mulai hadir beberapa mahasiswa yang cinta bahasa arab. Kecintaan mereka pada bahasa arab merubah semuanya. Mereka mencoba menghidupkan kembali UKM bahasa arab yang telah lama mati. Hingga ditahun 2007 Ust. Arif Rahman Purwoko (Mahasiswa HI 2006) bersama rekan-rekannya, yang salah satunya pernah menjadi pembina UKM Al Mujaddid UMY yaitu Ust. Naufa Ahmad Rijaul Alam kembali menghidupkan Al Khamra menjadi sebuah organisasi yang mengembangkan bahasa arab dan menggantikan nama Al-Khamra menjadi Al-Mujaddid.

        Al-Mujaddid, yang memiliki arti "pembaharuan", menjadi nama pengganti bagi UKM Al-Khamra yang telah lama mati. Dengan maksud untuk memperbaharui UKM Al-Khamra dengan semangat dan prestasi yang baru lagi. UKM Al-Mujaddid akhirnya dilantik pada tanggal 28 November 2007 oleh Pak Hilman Latief dan secara resmi telah mendapat SK dari Rektor UMY kala itu yakni Bapak Dr. H. Khoirudin Bashori.

       Perjuangan berlanjut sampai ke fase berkembang yaitu dimana ustadz Ridwan yang menjadi ketua UKM Al-Mujaddid. Pada masa beliau, Al-Mujaddid, cukup aktif dikancah regional maupu nasional, terutama dalam perlombaan bahasa Arab. pada kepemimpinan Ust. Ridwan ini Al-Mujaddid difokuskan kepada pengembangan bahasa Arab saja. Yang semuanya dibantu oleh ustadzah Ana, yang merupakan dosen jurusan PBA sebagai pembimbing lapangan dalam proses pembinaan anggota Al-Mujaddid, dan sampai sekarang beliau masih setia mendampingi kawan-kawan Al-Mujaddid. 

       Setelah masa kepemimpinan Ust. Ridwan, diganti oleh Ust. Fitra dan Irfan. Pada masa kepemimpinan mereka, Al-Mujaddid sempat vakum, tapi juga pernah mengadakan lomba dibawah PIMNAS. Tombak kepemimpinan mereka bergilir ke Ust. Maulana dan Tatang, yang pada masa kepemimpinan mereka, mulai disusun kembali keorganisasian Al-Mujaddid, serta pembentukan beberapa divisi, seperti: BPH, pengajaran, inventaris dan kominfo, Pada masa kepemimpinan mereka juga Al-Mujaddid aktif kembali dalam mengikuti berbagai perlombaan. Tombak kepemimpinan dilanjutkan oleh Ust. Mahfud dan Rezk dengan melanjutkan kepemimpinan sebelumnya dan menambah berbagai program kerja yang menunjang. Lalu dilanjutkan oleh Ust. Yusuf. Pada masa kepemimpinan beliau, divisi, inventaris dihapuskan dan diganti dengan divisi seni dan budaya. Dilanjutkan oleh Ust. Zidny dan Fauzan yang menambahkan divisi kaderisasi ke dalam struktur kepengurusan.

      Sampai saat ini perjuangan dilanjutkan oleh Ust. Abizar dan Arif yang melanjutkan perjuangan dari kepemimpinan yang sebelumnya. Dimasa inilah kemudian dengan kerja keras bersama Al-Mujaddid kembali mulai menunjukkan "taring"nya dibeberapa perlombaan. Beberapa prestasi yang sempat diraih dalam periode ini adalah:

  1. Juara I Puisi Bahasa Arab tingkat nasional 
  2. Juara I Kaligrafi tingkat nasional
  3. Juara II Kaligrfi tingkat nasional
Lomba-lomba tersebut diadakan di IAIN Cirebon. Ada pula prestasi yang diraih saat mengikuti lomba tingkat PTM se-Indonesia, yaitu:
  1. Juara II Kaligrafi Lukis dan Dekorasi
  2. Juara II Kaligrafi Lukis dan Dekorasi
       Dalam dunia Bahasa Arab, nama Al-Mujaddid sudah cukup dikenal. Karena Al-Mujaddid cukup aktif dalam membangun relasi dengan beberapa lembaga eksternal. 
 Al-Mujaddid merupakan anggota aktif IMASASI (Ikatan Mahasiswa Studi Arab Seluruh Indonesia) wilayah VII Yogyakarta bersama dengan UGM, UAD dan UII. Dan hanyanada dua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bahasa Arab yang aktif dikancah nasional studi arab (bahasa, sastra, dan pendidikan) yaitu adalah UKM Al-Mujaddid (UMY) dan UKM Bahasa Arab Nafilah (UIN Walisongo). Selain itu Al-Mujaddid juga membangun jaringan diwilayah Yogyakarta  dengan kawan-kawan BSA, PBA dan UKM LC UIN Sunan Kalijaga dan membentuk komunitas Bahasa Arab bernama Ababil Arabic Club Jogja.

        Kultur yang dibangun dengan empat prinsip, yakni: keikhlasan, kemandirian, pengetahuan luas serta ukhuwah islamiyah inilah yang mampu membuat Al-Mujaddid ini terus bertahan hingga hari ini. Dengan semangat keilmuan yang tinggi menjadikan lingkungan Al-Mujaddid sebagai lingkungan yang kondusif dalam beljar. Baik dalam mempelajari Bahasa Arab maupun ranah keilmuan lainnya. Karena empat prinsip utama tersebut telah dibalut dengan prinsip kekeluargaan yang insyaAllah akan menjadikan Al-Mujaddid sebagai rumah kedua bagi anggotanya.


        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar